“KELAINAN TIROID PADA BAYI BARU LAHIR”
Semua ciptaan Tuhan merupakan hal yang sempurna. Olehsebab itu kita harus mensyukuri semua nikmatnya. Namun bagaimana jika dalam hidup ini kita mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan, contohnya seperti sakit. Tentunya kita harus bersikap baik dalam peran mencari kesembuhan. Sakit sebetulnya bisa kita cegah dengan banyak hal, seperti mengenali tubuh dan menjaga pola hidup. Bagaimana jika yang sakit bukanlah kita, melainkan buah hati. Tentunya sejak dari kandungan hingga lahir dan tumbuh kembangnya tersebut kita harus menjaganya.
Bicara tentang sakit pada bayi. Sebetulnya, banyak sekali sakit pada bayi yang bisa kita cegah agar tidak menjadi parah atau sampai kearah cacat dan kematian. Salah satunya adalah Hipotiroid Kongenital (HK). Hipotiroid Kongenital (HK) merupakah kelainan kelenjar tiroid dimana kelenjar ini mengalami penurunan fungsi atau kelenjar ini tidak berfungsi sama sekali, yang dialami saat dalam kandungan atau sejak lahir, karena defek anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon.
Hormon tiroid memiliki fungsi sebagai :
◦Pengatur produksi panas tubuh
◦Berperan dalam mengatur metabolisme
◦Pertumbuhan tulang
◦Kerja jantung
◦Pertumbuhan dan perkembangan syaraf – otak
Bayi dengan keadaan Hipotiroid Kongenital (HK) ringan umumnya tidak menunjukkan gejala apa-apa. Ketika HK ini sudah dalam kategori berat, biasanya bayi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Minggu awal paska lahir, bayi tampak normal atau memperlihatkan gejala tidak khas seperti kesulitan bernapas, bayi kurang aktif, malas menetek, ikterus berkepanjangan (kulit kuning), hernia umbilikalis (bagian usus yang menonjol keluar dari pusar), kesulitan buang air besar, kecenderungan mengalami hipotermi.
- Bila Hipotiroid Kongenital (HK) tidak diobati hingga bayi umur satu bulan, maka gejala akan semakin terlihat, dan gejala mengarah kehambatan tumbuhkembang, yaitu tubuh pendek, muka hipotiroid yang khas (muka sembab, lidah besar, bibir tebal, hidung pesek), mental terbelakang, bodoh (IQ dan EQ rendah), dan kesulitan berbicara
Pencegahan dari Hipotiroid Kongenital (HK) dengan cara skrining pemeriksaan laboratorium TSHs (neonatus). Pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital menggunakan sampel darah tumit pada bayi usia 48 jam sampai 72 jam yang diambil oleh tenaga kesehatan. Dilaboratorium kadar hormon TSH diukur dan hasilnya dapat diketahui normal atau tidak. Semua bayi baru lahir berhak mendapatkan pemeriksaan tersebut melalui pelayanan di Puskesmas hingga rumah sakit.
Tambahan informasi, nilai TSHs yang normal pada bayi usia lima (5) hari yaitu 0,7-15,5 uIU/mL; Bayi usia enam (6) hingga 90 hari adalah 0,72-11,0 uIU/mL; Bayi dengan usia empat (4) sampai 12 bulan nilai normal hormon tiroidnya adalah 0,73-8,35 uIU/mL; Selanjutnya nilai normal hormon tiroid anak kisaran usia satu (1) hingga enam (6) tahun yaitu 0,7-5,97 uIU/mL.
Skrining ini sangat penting, maka ayah bunda jangan menunda-nunda sampai menunggu bayi umur satu bulan atau lebih. Penanganan yang tepat dari hasil skrining akan membantu pencegahan kerusakan otak permanen dan retardasi mental (keterbelakangan mental). Semoga ayah bunda bisa mengambil manfaat dari artikel ini agar buah hati semakin sehat.