Beberapa waktu lalu, sempat viral sebuah video seorang anak perempuan ketakutan saat akan minum air. Anak tersebut bukan sedang tantrum, apalagi kesurupan. Anak tersebut mengalami hydrophobia (takut terhadap air). Pertanyaanya kenapa anak itu bisa mengalami hydrophobia?. jawabannya adalah karena anak tersebut sedang dirawat karena sakit rabies.
Rabies merupakan penyakit yang ditularkan dari jilatan atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies (genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae). Hewan yang bisa menjadi perantara penyakit ini antara lain anjing, kucing, kera, sigung, serigala, raccoon dan kelelawar. Bagaimana awal mula hewan – hewan ini bisa pembawa virus rabies?. Kelelawar lah yang menjadi penanggung-jawab dari cerita ini. Sebagian besar kelelawar membawa bakteri dan juga virus yang mereka sebarkan melalui bekas makanan mereka dan atau kelelawar tersebut menggigit hewan lainnya. Hewan yang terkontaminasi tersebut menggigit manusia, sehingga manusia terinfeksi rabies. Penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia disebut zoonosis.
Virus rabies berbentuk seperti peluru dengan ukuran 180 x 75 μm. Sebetulnya virus ini bisa mati atau tidak aktif ketika terpapar sinar matahari dan sinar ultraviolet, dengan waktu paparan panas 1 jam. Selain itu, virus ini sangat peka terhadap pelarut alkalis seperti sabun, desinfektan, dan alkohol 70%. Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsinya.
Manusia yang sudah tergigit biasanya tidak langsung menunjukkan gejala dari penyakit rabies. Tujuh hari adalah waktu tercepat, dan rata rata satu sampai dua bulan baru menunjukkan gejala. Fakta lain terkait masa ingkubasi juga dipengaruhi oleh lokasi gigitan dan jumlah virus yang masuk saat tergigit tersebut. Tergigit diwajah, biasanya baru menimbulkan gejala 30 hari. Lengan atau tangan atau jari biasanya 40 hari. Kemudian daerah kaki atau jari kaki yang tergigit maka masa ingkubasinya bisa 60 hari. Daerah kelamin bisa menjadi lokasi tercepat, karena banyak saraf penting di sekitar itu.
Manusia yang sakit rabies memiliki gejala yang biasa muncul ini antara lain :
- demam,
- sakit kepala,
- malaise (lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan tanpa tahu penyebabnya),
- myalgia (nyeri otot),
- gejala gangguan saluran pernafasan, dan
- gejala gastrointestinal.
Area gigitan akan terasa keluhan parestesia (kesemutan atau terasa tertusuk jarum), nyeri, gatal. Gejala berkembang menjadi disfungsi otak, sepeti diplopia (penglihatan ganda), kelumpuhan saraf fasial, neuritis optik, dan kesulitan menelan yang khas. Kombinasi salivasi berlebihan dan kesulitan dalam menelan menyebabkan gambaran klasik, yaitu mulut berbusa. Terdapat gejala lain seperti hidrofobia (takut air), aerofobia (takut angin atau udara segar), hiperaktivitas, dan kejang.
Gejala pada hewan yang terkena rabies yaitu lemas, malas, suka bersembunyi ditempat gelap dan dingin, kelumpuhan pernafasan serta kelumpuhan otot tenggorokan (tampak dari banyaknya air liur yang keluar karena sulit menelan), kejang – kejang singkat, suara menjadi parau, mudah kaget atau terkejut, gugup, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, juga keganasan hewan yang mulai muncul (tidak menuruti perintah pemiliknya lagi, dapat menyerang manusia terutama adanya rangsang cahaya dan suara, serta suka menggigit apa saja yang dijumpai).
Vaksin rabies yang efektif dan aman bagi manusia juga hewan sudah diuji dan dapat digunakan untuk pencegahan. Jika sudah terlanjur tergigit atau terlanjur terinfeksi, maka segeralah mencari pertolongan pertama pada unit Kesehatan terdekat. Juga harus melapor kepihak terkait bahwa terdapat hewan yang menjadi pembawa virus ini. Mortalitas atau kematian akibat rabies adalah 100%. Olehsebab itu kita wajib lebih peduli terkait kasus rabies pada hewan atau pada manusia. Sebagai informasi, hari rabies dunia jatuh pada 28 September tiap tahunnya.
Salam Sehat Semua 😊